Polres Aceh Tenggara Jangan Tutup Mata: Bocah 10 Tahun Korban Malpraktik di RSUD Sahudin Kutacane Harus di Usut

0:00

Aceh Tenggara:leusersatu.co.id

Berbagi pihak sangat mempertanyakan langkah yang seharusnya di ambil oleh aparat penegak hukum, khususnya jajaran Polres Aceh Tenggara dalam penyelidikan tentang adanya dugaan malpraktik yang dilakukan oleh dr.Ike Yoganita Bangun, Sp.B pada Selasa (12/11/2024) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sahudin Kutacane, dalam peristiwa itu, salah seorang pasien bernama Alkhalifi Zikri (10) warga Desa Pejuang No 14 Kecamatan Bukit Tusam meninggal duni usia di lakukan operasi oleh dokter bedah tersebut.

Dewasa ini, berita tentang meninggalnya bocah sepuluh tahun itu kian viral di media online dan Facebook Aceh Tenggara, namun sangat miris, langkah dari pihak kepolisian khususnya Polres Aceh Tenggara masih jalan di tempat kata
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Gunung Leuser Fikri kepada leusersatu.co.id pada Jumat (15/11/2024).

Dijelaskannya, informasi ini merupakan pintu masuk bagi pihak Polres Aceh Tenggara untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus yang tengah viral saat ini, dugaan malpraktik ini merengut nyawa seorang bacoh bernama Alkhalifi Zikri,” dia korban atas dugaan malpraktik yang dilakukan oleh dr. Ike. Untuk itu kami minta kepada Polres Aceh Tenggara khususnya Satreskrim Aceh Tenggara untuk mengusut hal tersebut, kemudian kami berharap kepada bapak Kapolres Aceh Tenggara jangan tutup mata terkait kasus malpraktik ini.

Baca juga Artikel ini:  Komisi A DPRK Tegur Keras Kapolres Aceh Tenggara Selaku Mitra Kerja Tentang Pemberantasan Narkoba, Begini Klarifikasi Supain

“Polisi jangan pura-pura tidak tahu kasus dugaan malpraktik yang dilakukan oleh dr. Ike di RSUD Sahudin Kutacane kini tengah viral ungkap Fikri. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti oleh Polres Aceh Tenggara, maka kami minta kepada Kapolda Aceh Irjen Pol. Achmad Kartiko, S. I. K., M. H untuk menurunkan tim untuk menindaklanjuti kasus malpraktik yang ada di RSUD Sahudin Kutacane ucapnya.

Baca juga Artikel ini:  Dugaan Kasus Program DD Titipan di Agara Mencuat

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Wendi (38) salah seorang keluarga korban kepada leusersatu.co.id pada Kamis (14/11/2024) mengatakan, sebelumnya Alkhalifi Zikri hanya sakit biasa yang ingin berobat ke RSUD Sahudin Kutacane setempat, namun setelah dilakukan cek oleh dokter bedah yaitu, dr.Ike. Alkhalifi Zikri dinyatakan mengalami sakit usus buntu, kemudian dr.Ike melakukan tindakan untuk dilakukan operasi terhadap Alkhalifi Zikri.

Menurut Wendi, diduga anak kami meninggal karena ada perdarahan hebat dalam perut pasien, karena anak kami setelah di operasi, perutnya terus semakin kembung dan dilakukan penambahan darah, kami curiga setelah operasi terjadi perdarahan dan perdarahan tersebut tidak di atasi atau di cari penyebabnya oleh dr.Ike, hanya di biarkan di ICU sampai anak kami meninggal dunia.

Informasi yang kami ketahui, kadar hemoglobin anak kami masuk sekitar 13, setelah di ICU, kembali di cek perawat jaga jadi 10, kemudian selang beberapa saat di cek lagi, turun jadi 6, penurunan tersebut hanya di lakukan penambahan darah 1 kantong dan tidak ada upaya mencari penyebabnya, anak kami di biarkan mati begitu saja ujar Wendi dengan nada kesal (Red).

Penulis: RedEditor: Sumardi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *